Khabar Southeast Asia

  • English
  • Bahasa

Perokok muda dinasihati hentikan kebiasaan

Oleh Yenny Herawati untuk Khabar Asia Tenggara di Madiun, Jawa Timur

Juni 08, 2012

Para murid di SMA Negeri 2 di Madiun, Jawa Timur mendengarkan anggota staf Lembaga Anak Bangsa Cerdas (LABC) berbicara mengenai bahaya pemakaian narkoba dan merokok. [Yenny Herawati/Khabar]

Para murid di SMA Negeri 2 di Madiun, Jawa Timur mendengarkan anggota staf Lembaga Anak Bangsa Cerdas (LABC) berbicara mengenai bahaya pemakaian narkoba dan merokok. [Yenny Herawati/Khabar]

Video ini telah menyebar ke mana-mana. Video ini menunjukkan seorang balita berpipi montok di Sumatra yang menghisap dan meniupkan kepulan asap sementara orang dewasa tertawa di belakangnya.

Pada usia dua tahun saja, Ardi Rizal kecil ini sudah menjadi perokok berantai. Kisahnya yang sekarang terkenal sudah mendatangkan perhatian baru terhadap masalah yang berlangsung di Indonesia, di mana perokok anak-anak masih sering ditemukan.

Survei yang dilakukan baru-baru ini oleh Global Tobacco Indonesia menemukan bahwa konsumsi tembakau oleh orang berusia 10 sampai 24 tahun sebesar 30% - dan 19% perokok pertama kali mencobanya sebelum usia 10 tahun.

“Jika kita melihat secara seksama, tidak sulit menemukan anak yang mengkonsumsi tembakau pada usia yang sangat muda, baik anak lelaki maupun perempuan. Kita bisa melihatnya di hampir semua rumah makan; banyak anak muda, termasuk anak-anak berusia semuda 18 bulan, mengkonsumsi tembakau dan rokok,” kata Hariyati, seorang aktivis anti tembakau di Madiun, Jawa Timur, kepada Khabar Asia Tenggara.

Berkat orang seperti dia, kota kecil ini berusaha mengatasi masalah itu. Sekolah-sekolah, yang bekerja sama dengan yayasan swasta, mengharuskan para murid menghadiri program anti tembakau dan anti narkoba. Ini pertama kalinya program semacam itu diberikan di sekolah di Indonesia.

“Sementara kami tidak memiliki pilihan dalam menghadiri pelatihan itu, ini sangat berguna bagi kami untuk mengerti bahaya narkoba, yang dapat merusak masa depan kami. Saya pikir, acara ini penting bagi kami. Jika tidak, kami tidak akan tahu banyak hal mengenai tembakau dan narkoba,” kata Yesi, seorang pelajar di SMA 3, sebuah SMA di Madiun, di mana 500 pelajar menghadiri program baru-baru ini.

Mengajar kaum muda akan bahayanya

Program ini dilaksanakan oleh lembaga swadaya masyarakat setempat bernama Lembaga Anak Bangsa Cerdas (LABC), yang mengabdikan diri dalam mendidik kaum muda mengenai bahaya tembakau dan narkoba.

LABC telah melaksanakan pelatihan kewaspadaan di 42 SMA, menjangkau 6.161 murid, dan 22 SMP yang dihadiri oleh 3.007 murid, demikian menurut koordinatornya Yance Mamesakh.

Orang tua juga harus bertanggung jawab dalam mendidik anak-anak akan tembakau dan narkoba, kata Yance, sambil menyebutkan bahwa lingkungan keluarga merupakan faktor penting. “Sejak kami memulai program ini pada tahun 2008, kami menemukan bahwa salah satu penyebab merokok di usia muda adalah lingkungan rumah yang tidak memperhatikan anak tersebut,” kata Yance kepada Khabar.

Banyak orang tua berpikir bahwa dengan mengeluarkan dana yang cukup bagi anak, mereka sudah cukup mendidik anak. Kebanyakan dari mereka juga berpikir bahwa sekolah memiliki tanggung jawab lebih besar,” tambahnya.

Dalam pelatihan mereka, para pembimbing LABC berbicara mengenai bahaya pemakaian tembakau dan narkoba, menayangkan video dan mempersilakan anak-anak bebas bertanya. Sebagai penutup, para murid membuat ikrar, menyerukan janji untuk “Hentikan Rokok dan Narkoba! Selamatkan generasi kita!”

Heru Patriawan, kepala sekolah SMA Negeri 2 Madiun, senang bahwa para murid menyukai acara itu.

“Bahan yang disampaikan tim LABC sangat bagus, mudah dimengerti, dan terlihat sangat menarik,” kata Heru kepada Khabar. “Kegiatan semacam ini diperlukan oleh para murid karena memberi banyak manfaat.”

Pemerintah kota juga mendukung upaya tersebut.

“Acara seperti ini harus ditindaklanjuti. Sebagai direktur utama badan narkotika di Madiun, saya sangat menghargai para anggota tim LABC Madiun, yang memberikan penyuluhan mengenai merokok dan narkoba bagi sekolah-sekolah di Madiun secara gratis,” kata Wakil Walikota Sugeng Rismiyanto.

Setelah menghadiri sebuah sesi pelatihan, Agus M, seorang pelajar SMP 9 Madiun, berpikir dua kali untuk merokok.

“Sebenarnya, saya sudah tahu merokok itu berbahaya, namun saya mengacuhkannya karena banyak teman saya merokok. Tetapi setelah mendengar penjelasan instruktur LABC, Tim, saya menyadari bahwa saya harus berhenti merokok sekarang,” katanya.

“Saya ingin mencapai cita-cita saya; dan saya ingin orang tua saya bahagia. Saya tidak ingin hidup saya dihancurkan rokok,” tuturnya.

Awal Tentang Kami Hubungi Kami Sanggahan +Fullsite