Khabar Southeast Asia

  • English
  • Bahasa

Serial dongeng di Jakarta Timur cerminkan kerukunan masyarakat

Oleh Yenny Herawati untuk Khabar Southeast Asia di Jakarta

Desember 04, 2013

Suyadi, menghidupkan kembali karakter

Suyadi, menghidupkan kembali karakter "Pak Raden" dari pertunjukan boneka yang digemari, Si Unyil, mempesona penonton di gereja GKI Pasundan di Kramat Jati, Jakarta Timur pada tanggal 19 Oktober. Sebuah gereja dan masjid lokal mengatur acara cerita khusus anak sebulan sekali di Kramat Jati. [Yenny Herawati/Khabar]

Pada hari Sabtu di bulan Oktober belum lama ini, diselenggarakan acara cerita bagi anak-anak, namun orang tua mereka sama senangnya mendengar ”Pak Raden” di Kramat Jati, Jakarta Timur.

Bapak yang mudah marah dengan pakaian Jawa dan kumis tebal adalah karakter utama dalam pertunjukan boneka tercinta Si Unyil, yang dulu ditayangkan setiap hari Minggu pagi dari tahun 1981 sampai 1993 di Televisi Republik Indonesia (TVRI).

Acara ini menggambarkan sebuah keluarga Indonesia biasa di desa fiksi Sukamaju, Jawa Barat. Pak Raden, si tetangga yang biasanya salah, tetapi bersikeras ia selalu benar, membuat anak-anak tertawa terbahak-bahak - dan berpikir dua kali jika akan bertindak dengan cara yang sama.

“Kami senang melihat Pak Raden mengunjungi desa kami. Bagi orang-orang di generasi saya, Si Unyil sangat populer. Acara ini bagus dan mencerminkan berbagai ajaran dalam kehidupan kita sehari-hari termasuk toleransi," kata Vera Hedrita, warga berusia 38 tahun di Kramat Jati.

Serangkaian cerita di Kramat Jati menghidupkan kembali pengalaman itu dalam skala kecil. Selama sekitar setahun sekarang, anak-anak berkumpul untuk mendengar cerita pada Sabtu terakhir pada setiap bulan - kadang di sebuah gereja lokal, dan kadang di sebuah masjid lokal.

Kekuatan dongeng

Suyadi, yang memainkan karakter ”Pak Raden” dan mengisahkan cerita melalui karakter sejak itu, berkumpul dengan puluhan anak di gereja GKI Pasundan di Kramat Jati pada tanggal 19 Oktober.

“Mendongeng dapat meningkatkan kecerdasan anak, dan juga merupakan cara yang baik untuk menciptakan hubungan yang kuat antara orang tua dan anak-anak,” katanya kepada Khabar Southeast Asia.

Anak-anak juga belajar tentang moralitas dan nilai-nilai melalui cerita, katanya. “Mendongeng mengajarkan banyak pelajaran kepada anak-anak kita dan membantu membangun perilaku yang baik, seperti berbagi dan menghormati orang lain,” katanya.

Warga Kramat Jati tampaknya setuju. Masyarakat ini menyambut ide acara cerita sebulan sekali.

Tidak lama setelah GKI Pasundan memulai seri ini, masjid terdekat Musholla Al-Ikhlas, meminta untuk ikut serta. Jadi sekarang acara ini diadakan bergantian antara dua rumah ibadah. Anak-anak dapat pergi ke salah satu tempat, terlepas dari kepercayaan mereka.

Adi Yanuar yang berusia sembilan tahun tidak pernah melewatkan acara ini.

“Ceritanya menyenangkan, lucu, dan menegangkan,” kata Adi kepada Khabar.

Dewi Daniati datang ke acara itu dengan anaknya yang berusia tiga tahun, Najwa.

“Anak saya belajar banyak dari cerita - tidak hanya tentang norma dan ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang kemanusiaan, kasih sayang, persahabatan, dan toleransi,” katanya kepada Khabar.

Sesuatu yang mudah sekali

Salah satu penyelenggara acara dari masjid, Aminudin Bisri, mengatakan bahwa mendongeng ”adalah cara yang efektif untuk menciptakan persahabatan dan kebersamaan.

“Biasanya ketika kegiatan mendongeng diadakan di gereja, anak-anak akan bermain setelah itu di masjid dan sebaliknya; ketika kegiatan mendongeng diadakan di masjid, anak-anak kemudian akan bermain di halaman gereja.”

Warga setempat Hartini menyatakan kepuasannya. ”Acara ini bagus untuk anak-anak kami, dan saya senang bahwa gereja maupun masjid bersedia untuk ikut berperan,” katanya.

“Gereja dan masjid di sini telah rela berusaha untuk menemukan tempat, pembicara, dan juga sejumlah permainan dan makanan selama acara. Semua orang menikmati acara ini,” kata Jumani, ketua siskamling di Kramat Jati.

“Kami memiliki dua gereja di sini dan beberapa masjid, tetapi kita semua hidup dalam toleransi. Kami menjaga keamanan komunitas kami dengan menjaga kerukunan dan toleransi,” tambahnya.

Awal Tentang Kami Hubungi Kami Sanggahan +Fullsite