Khabar Southeast Asia

  • English
  • Bahasa

Manfaatkan momen ini, kata ulama Indonesia kepada partai-partai Islam

Oleh Aditya Surya untuk Khabar Southeast Asia di Jakarta

April 26, 2014

Para pendukung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) turun ke jalan di Jakarta pada tanggal 24 Maret. PKB merupakan salah satu dari lima partai berbasis agama yang bersaing di dua tahap pemilu Indonesia 2014. [Adek Berry/AFP]

Para pendukung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) turun ke jalan di Jakarta pada tanggal 24 Maret. PKB merupakan salah satu dari lima partai berbasis agama yang bersaing di dua tahap pemilu Indonesia 2014. [Adek Berry/AFP]

Para ulama Muslim menghimbau lima partai Islam di Indonesia untuk memanfaatkan kemenangan gabungan mereka dalam pemilu legislatif 9 April dan bersatu untuk pemilihan presiden.

Di bawah bendera Forum Umat Islam (FUI) yang mengelompokkan 67 organisasi ulama yang paling berpengaruh di negeri ini, para pemimpin Muslim pada hari Senin (21 April) meminta partai-partai tersebut untuk membentuk koalisi menjelang pemilu 9 Juli.

“Inilah saatnya bagi mereka jika mereka ingin menang,” ujar Din Syamsuddin, ketua Muhammadiyah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang mengepalai FUI, kepada Khabar Southeast Asia pada hari Senin.

“Pemilihan legislatif lalu adalah bukti.... Saya berharap mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.”

Din mengacu pada bagaimana lima partai berbasis agama itu - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Bulan Bintang (PBB) - bersama-sama mendapatkan hampir 32% suara pada pemungutan suara 9 April, menurut penghitungan cepat oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI).

Tidak ada satu partai pun di antara lima partai itu mengumpulkan lebih dari 10% suara, dan semua tertinggal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang besar dan sekuler, Golkar, Gerindra, dan partai-partai Demokrat yang berkuasa.

Islam tetapi beragam

Banyak pemilih Indonesia ingin melihat terpilihnya seorang presiden dari sebuah kelompok Islam, menurut Bahtiar Effendy, dekan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Negeri Islam di Jakarta.

“Dari sejarah, kita tahu sulitnya menyatukan partai-partai berbasis Islam. Partai-partai ini rentan terhadap konflik, segregasi, dan perpecahan. Juga sulit untuk menemukan seorang pemimpin yang bisa diterima oleh semua partai,” katanya kepada Khabar.

”Tetapi pada tahun 2014, saya rasa partai-partai Islam memiliki kemampuan ini. Mereka hanya perlu bersatu untuk memutuskan siapa yang bisa memimpin negeri ini.”

Pada tanggal 17 April, para pemimpin terkemuka dari berbagai partai - termasuk PKB, PPP dan PKS - bertemu di Cikini, Jakarta Pusat, untuk membahas prospek membentuk blok strategis.

Blok tersebut mungkin akan dinamakan Koalisi Indonesia Raya dan akan mempertemukan para pemimpin Islam dan nasionalis, kata mantan ketua Muhammadiyah Amien Rais, yang menghadiri pertemuan itu.

“Koalisi Indonesia Raya mencerminkan keragaman Indonesia, termasuk agama, etnis, serta berbagai budaya. Partai-partai itu masih Islam tetapi akan terbuka untuk semua keragaman ini,” katanya kepada Khabar.

Maeswara Palupi berkontribusi untuk artikel ini.

Awal Tentang Kami Hubungi Kami Sanggahan +Fullsite