Khabar Southeast Asia

  • English
  • Bahasa

Masjid Pattani adakan dialog masyarakat untuk pertama kalinya

Oleh Irfarn Jumdukor untuk Khabar Southeast Asia di Pattani

Mei 06, 2014

Masjid Agung Pattani menjadi tuan rumah dalam acara yang pertama dari serangkaian dialog masyarakat pada bulan Maret. [Irfarn Jumdukor/Khabar]

Masjid Agung Pattani menjadi tuan rumah dalam acara yang pertama dari serangkaian dialog masyarakat pada bulan Maret. [Irfarn Jumdukor/Khabar]

Dalam sebuah langkah signifikan terhadap pembangunan masyarakat sipil di Ujung Selatan, Masjid Agung Pattani menyelenggarakan serangkaian dialog komunitas terbuka – yang pertama kalinya diadakan di sebuah tempat ibadah di wilayah tersebut.

Serangkaian acara ini dimaksudkan sebagai landasan bagi para tokoh agama dan warga setempat untuk bertukar informasi, pendapat dan ide-ide tentang ajaran Islam, politik, dan topik kepentingan umum lainnya, kata penyelenggara. Mereka merencanakan untuk mengadakan dialog setiap dua bulan.

Lebih dari 200 warga Muslim menghadiri acara perdana pada tanggal 28 Maret itu, hanya dua hari sebelum pemilihan Senat nasional. Topiknya adalah Islam dan politik, dan acara ini disiarkan di jaringan televisi setempat YCN dan jaringan radio berbahasa Pattani-Melayu di kawasan itu.

Dahulu, acara-acara di Masjid Agung Pattani terbatas pada isu rohani. Para pembicara tamu yang diundang hanya membicarakan masalah agama.

Tetapi panitia masjid sependapat bahwa karena lokasinya yang berada di pusat, masjid bisa menyediakan sebuah forum untuk topik-topik yang lebih luas, kata Imam masjid tersebut, Abdunroseh Munsoh.

“Islam mengakui pentingnya masalah administrasi publik, kepemimpinan dan manajemen politik,” Waederamae Mamingji, ketua Dewan Islam Pattani, kepada Khabar Southeast Asia. ”Nabi Muhammad mengajarkan pengikutnya tentang pentingnya keadilan dan mendorong mereka untuk mempelajari bagaimana hal ini terkait dengan urusan politik, karena administrasi yang adil oleh para penguasa dapat menyebabkan kebahagiaan dan kedamaian.”

Warga setempat dan peserta Abidin Bin Mamah, 32, berpendapat acara ini berguna.

“Dulu saya tidak pernah benar-benar memahami pentingnya politik, bagaimana hal itu mempengaruhi kehidupan sehari-hari,” katanya kepada Khabar. ”Kita semua harus berperan dalam memilih pemimpin kita dan menyumbangkan solusi untuk situasi saat ini di wilayah ini. Jika kita hanya mengabaikan isu-isu ini, tidak akan ada perubahan.”

Serangkaian acara ini dimaksudkan untuk menjadi sebuah forum terbuka di mana warga setempat dapat mengajukan topik apa pun yang menjadi perhatian publik.

“Ini adalah ruang diskusi yang baik bagi mereka yang ingin memberi saran cara-cara untuk membangun masyarakat,” komentar Ninawawee Yaratnu, seorang mahasiswa 23 tahun di kampus Pattani Universitas Prince of Songkhla.

“Secara pribadi, bagi topik diskusi masa depan, saya ingin penyelenggara untuk mempertimbangkan masalah yang berkaitan dengan pendidikan dan pelestarian budaya. Ini bisa membuat warga lokal - terutama generasi muda - lebih sadar akan kesempatan pendidikan dan bangga dengan budaya mereka," katanya.

"Kegiatan seperti ini, jika dihadiri oleh orang tua dan anak-anak, dapat membantu memperkuat ikatan keluarga, yang penting untuk menjauhkan anak-anak dari pengaruh buruk yang mungkin menyebabkan mereka melakukan kejahatan. Atau menjadi mangsa jenis pencucian otak yang sudah memulai begitu banyak kekerasan di wilayah,” tambahnya.

Awal Tentang Kami Hubungi Kami Sanggahan +Fullsite