Khabar Southeast Asia

Pameran Halal Phuket 2012 menarik umat Muslim dari seluruh Thailand dan luar negeri

Oleh Somchai Huasaikul untuk Khabar Southeast Asia di Kota Phuket

September 13, 2012

Mohammad Butt, seorang warga Kashmir yang bermukim di Thailand, mewakili Hotel Royal Paradise di Pameran Halal Phuket untuk memasarkan berbagai makanan halal di hotel itu. [Foto oleh Somchai Huasaikul untuk Khabar]

Mohammad Butt, seorang warga Kashmir yang bermukim di Thailand, mewakili Hotel Royal Paradise di Pameran Halal Phuket untuk memasarkan berbagai makanan halal di hotel itu. [Foto oleh Somchai Huasaikul untuk Khabar]

Perwakilan dari sekitar 20 organisasi halal dari luar negeri dan staf diplomatik luar negeri merupakan sebagian dari 300 orang yang minggu lalu menyimak pidato-pidato utama dari Wakil Menteri Perdagangan Thailand Bhumi Saraphol dan Sekretaris Jendral ASEAN Surin Pitsuwan di acara Phuket Andaman Halal untuk Parawisata 2012 yang berlangsung selama empat hari ini.

“Makanan dan industri pariwisata Thailand adalah penggerak ekonomi Thailand yang penting,” kata Bhumi kepada para hadirin. “Thailand membanggakan diri akan sumber daya produksi makanan yang beragam, dari sektor pertanian dan peternakan hingga pabrik pengolahan dan pengemasan makanan”.

Thailand adalah pengekspor makanan terbesar di Asia, dengan banyak produk yang diproduksi khusus untuk potensi pembeli baru di negara-negara Muslim di luar negeri, termasuk beras, ayam, udang, dan makanan laut lainnya.

“Belakangan ini, ekspor halal adalah pasar baru yang menjanjikan, yang seharusnya tidak dilewatkan karena Thailand memiliki kemampuan untuk menjadi eksportir utama terhadap dunia Islam di masa mendatang,” kata Bhumi.

“Ekspor makanan halal Thailand telah menunjukkan pertumbuhan tetap pada tahun-tahun terakhir ini dan negara ini sudah mencapai posisi keenam di dunia dalam ekspor ke 57 negara Islam di dunia, mencapai nilai $6,8 milyar pada tahun 2011. … Dalam tujuh bulan pertama tahun ini, ekspor ke negara-negara yang sama ini telah mencapai $3,9 milyar, sebuah peningkatan tahun demi tahun sebesar 12,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” tambahnya.

Pisuwan, seorang warga Muslim dari Ujung Selatan Thailand, berkata dia telah melihat hotel-hotel mewah berusaha memenuhi kebutuhan para wisatawan Islam dengan menyediakan alas shalat dan menawarkan makanan halal.

“Dua puluh tahun yang lalu, para wisatawan Muslim merasa sangat terbatasi jika menginap di hotel, namun sekarang kita bisa melihat banyak perbaikan dalam bidang pelayanan halal yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan umat Muslim,” katanya.

Dengan ketentuan Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC) dijadwalkan untuk dimulai pada tahun 2015, kawasan ini siap membuka diri bagi para wisatawan Muslim dari seluruh dunia, katanya.

“Ini bukan hanya mengenai Phuket atau bahkan satu negara manapun yang mengambil langkah pertama. Namun ini adalah langkah pertama yang penting bagi kita semua, seperti kita lihat dengan adanya sekitar 20 wakil luar negeri yang menghadiri kegiatan ini,” dia menyimpulkan.

Jaofat Srisombat datang dari Chiang Mai untuk menjual ukiran kayu jati buatan tangan bertuliskan pesan-pesan agama.

Jaofat Srisombat datang dari Chiang Mai untuk menjual ukiran kayu jati buatan tangan bertuliskan pesan-pesan agama.

Surga halal

Sebuah pameran makanan dengan pertunjukan panggung dan pameran di luar bangunan dengan jumlah hampir 100 stan dilangsungkan di Sanamchai pada tanggal 7 dan 8 September. “Angka penjualan sangat bagus,” kata Abdulrohim Wanjanakul, seorang penjual manisan halal dari provinsi Phang Nga.

Mohammad Butt, seorang warga Kashmir yang telah tinggal di Thailand selama 24 tahun, mewakili Hotel Royal Paradise, di mana dia bekerja sebagai Manajer Halal.

“Hote kami memiliki dua dapur, staf halal dan segalanya yang bersifat halal,” ucapnya, seraya menambahkan dia menghadiri semua seminar di pameran ini.

Selain dari makanan, banyak pilihan pakaian dan kerajinan Muslim juga dijual, termasuk banyak barang yang diproduksi di bawah program pemerintah Satu Tambon Satu Produk (OTOP), dan juga pameran dari banyak perusahaan.

Jaofat Srisombat, 40 tahun, adalah satu dari sekelompok Muslim yang datang dari Chiang Mai di bagian utara untuk menghadiri pameran.

Dia menjual ukiran kayu jati buatan tangan dengan nama Allah dan perkataan agama lainnya serta ucapan dalam bahasa Arab.

“Harganya mulai dari sekitar 1.300 baht ($ 42) hingga sekitar 3.000 baht ($ 95), tergantung dari mutu kayu dan faktor lainnya. Saya tidak mengukir kayunya sendiri, tetapi saya mendirikan pabrik di Distrik Muang, yaitu tempat produksinya,” katanya.

Ketika malam hari tiba, pengunjung mendatangi sebuah barisan yang terdiri dari 10 tenda yang menjual pakaian asli Muslim dari seluruh Thailand, menciptakan apa yang terlihat hampir seperti bazar Arab di Phuket yang beriklim tropis.

Awal Tentang Kami Hubungi Kami Sanggahan +Fullsite