Melacak cara teroris berkumpul kembali di Indonesia
Kesaksian di pengadilan baru-baru ini memberikan lebih banyak contoh akan cara kelompok-kelompok teror merekrut anggota baru dan memperkuat jaringan mereka.
Oleh Aditya Surya untuk Khabar Southeast Asia di Jakarta
![Kiarash Maerefatkhah, seorang warga Iran, telah enam tahun menuntut ilmu di Malaysia dan menikmati kehidupan bermasyarakatnya yang lebih terbuka meskipun adanya kerumitan imigrasi dan diskriminasi yang kadang terjadi. [Grace Chen/Khabar]](/shared/images/2014/04/12/140412_GRACE_MY_STUDENTS-100_67.jpg)
![Para pemberi suara pertama kali di SMA Grafika Bhakti Nusantara di Semarang menghadiri sesi pendidikan pemilih pada tanggal 6 Maret. [Yenny Herawati/Khabar]](/shared/images/2014/04/11/140411_ADITYA_ID_YOUNG_VOTER_VG1-100_67.jpg)
![Mariyah Nibosu, yang suaminya ditembak mati pada tahun 2009 oleh orang-orang bersenjata tak dikenal, berdiri di luar rumahnya pada bulan September 2013 di 'desa janda' Rotan Batu yang dikelola negara, 20km dari Narathiwat. ”Para wanita sangat menderita di sini,” katanya. ”Tetapi kami tabah. Kami harus memberi makan anak-anak kami sendirian. Kami harus bertahan hidup.” [Christophe Archambault/AFP]](/shared/images/2014/03/25/140325-KSEA_TH_DEEPSOUTHVICTIMS1-270_180.jpg)
![Yusuf, seorang pecandu narkoba, diperiksa oleh dokter puskesmas di Jakarta pada bulan Juni 2006. Indonesia bergeser dari hukuman menjadi rehabilitasi untuk mengatasi masalah penggunaan narkoba yang semakin meningkat. [Adek Berry/AFP]](/shared/images/2014/04/10/140410_ZAHARA_ID_REHAB-100_67.jpg)
![Pasukan oposisi mempersiapkan diri untuk menyerbu markas Negara Islam Jihadis Irak dan para pejuang Levant di Aleppo, Suriah pada tanggal 7 Januari. Para jihadis Indonesia berada di antara 8.000 orang asing yang bertempur dalam perang sipil Suriah. [Medo Halab/AFP]](/shared/images/2014/02/12/140203_ISMIRA_OKKY_ID_SYRIAN_JIHADIST_RETURNED_VG1-100_67.jpg)