Tradisi Islam moderat dan toleran di Indonesia terancam oleh kelompok-kelompok garis keras yang memaksakan pandangan konservatif mereka pada orang lain dan mengintimidasi agama minoritas.
![Gubernur Bali Made Mangku Pastika (tengah, kiri) dan Perdana Menteri Australia saat itu Julia Gillard mengunjungi tugu peringatan bom Bali pada 13 Oktober 2012, satu hari setelah peringatan 10 tahun serangan yang menewaskan 202 orang. Pastika mengatakan pulau ini siaga menghadapi ancaman dari pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). [Sonny Tumbelaka/AFP]](/shared/images/2014/10/07/141007-ADITYA-BALI-ID-100_67.jpg)
![Para petugas Densus 88 mengawal seorang tersangka Uighur ke ruang tahanan di kantor polisi Sulawesi Tengah. Polisi menangkap empat orang dari etnis Uighur di Kabupaten Moutong Parigi, Sulawesi Tengah, pada tanggal 13 September. [M. Taufan S.P. Bustan/Khabar]](/shared/images/2014/10/03/1401003-PINTU_BD_STILLMILITANT2-100_67.jpg)
![Warga berjalan-jalan di sepanjang pasar umum Manggarai di Jakarta. Ketua Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta menyebut ISIS "dinilai berlebihan", tetapi pakar penegakan hukum dan pemimpin agama memandang potensi pertumbuhan kelompok tersebut sebagai ancaman serius. [Romeo Gacad/AFP]](/shared/images/2014/10/02/141002-ADITYA_ID_ISISOVERRATED-100_67.jpg)
![Umat Islam membaca Al-Qur'an di Masjid Agung Istiqlal pada 4 Mei di Jakarta, sebagai bagian dari "Satu Hari Satu Juz", sebuah program yang mendorong umat Islam untuk menjalankan hidup berdasarkan kitab suci agama Islam. Lebih dari 90% dari 250 juta penduduk Indonesia adalah Muslim moderat. [Adek Berry/AFP]](/shared/images/2014/08/08/140808_TOLERANCE_ID_PE1-270_180.jpg)