Terumbu karang yang dilindungi di Filipina terancam oleh perburuan liar

Oleh Khabar Southeast Asia

2013-04-19

130419-ksea_pp_chinapoach1

Terumbu karang Tubbataha, di lepas pantai barat pulau Palawan, adalah sebuah situs yang terdaftar sebagai Warisan Dunia. Ini adalah rumah bagi ratusan spesies karang yang rentan, serta ikan, hiu, lumba-lumba, dan ikan paus. [FOTO AFP/Penjaga Pantai Filipina]

Pada hari Selasa (9 April), aparat maritim Filipina mengatakan bahwa sebuah perahu nelayan Cina telah ditemukan pada hari sebelumnya setelah kandas di terumbu karang tersebut. [AFP/lembaran AL Filipina Barat]

Foto dari Kantor Manajemen Tubbataha (TMO) tidak bertanggal ini menunjukkan kapal nelayan Cina yang dikabarkan telah menabrak terumbu karang. Daerah ini berjarak sekitar 1.600 km dari daratan terdekat utama Cina. [AFP/TMO]

Pasukan Penjaga Pantai Filipina (PCG) menahan para nelayan Cina setelah insiden terumbu karang tersebut. Ketika mereka memeriksa kapal tersebut, pihak berwenang Filipina menemukan ratusan trenggiling - atau pemakan semut bersisik – yang dilindungi dibekukan dan disembunyikan. [AFP/TMO]

Foto dari TMO tanggal 10 April ini memperlihatkan para nelayan Cina yang ditahan di pelabuhan Puerto Princesa di Pulau Palawan, Filipina Barat. [AFP/TMO]

Dalam arsip foto ini, seekor trenggiling terlihat keluar dari kandangnya setelah disita oleh Departemen Margasatwa dan Taman Alam Malaysia di Kuala Lumpur. Baru-baru ini pada tahun 2009, para ahli satwa liar dan aktivis memperingatkan bahwa permintaan Cina untuk daging dan bagian lain dari trenggiling memusnahkan populasi trenggiling di Asia Tenggara. Mereka meminta para pemerintah daerah untuk meningkatkan upaya melawan perdagangan ilegal dari mamalia tersebut. [Jimin Lai/AFP]

Para pengunjuk rasa berpawai dengan mengenakan snorkel di depan kantor konsulat Cina di distrik keuangan Manila, 10 April. Mereka menyatakan ketidaksenangan mereka terhadap para terduga pemburu liar Cina tersebut. [Ted Aljibe/AFP]

Foto tidak bertanggal dari PCG yang diterima pada tanggal 10 April ini menunjukkan seorang anggota penjaga pantai (kiri) berbicara dengan para nelayan Cina di atas kapal mereka setelah kapal tersebut kandas. Pihak berwenang kemudian memeriksa muatan yang ada di kapal. [AFP/PCG]

Para pengunjuk rasa yang marah atas perburuan liar dan kerusakan lingkungan menyuarakan tuntutan mereka di luar kantor konsulat Cina di Manila. [Jay Directo/AFP]

Personel penjaga pantai memeriksa muatan kapal Cina yang terdampar di terumbu karang Tubbataha, pada tanggal 9 April. Pemeriksaan tersebut menemukan ratusan trenggiling beku. Pemakan semut bersisik tersebut, yang dianggap lezat di Cina, menjadi semakin langka di Asia Tenggara. [AFP/PCG]

Petugas Penjaga Pantai menampilkan sampel daging trenggiling yang ditemukan pada tanggal 13 April di gudang barang kapal Cina tersebut. [AFP/TMO]

Setelah menemukan trenggiling beku di gudang barang kapal nelayan Cina tersebut, ke-12 awak kapalnya ditahan. Mereka akan menghadapi hingga 20 tahun penjara karena perburuan liar terhadap pemakan semut bersisik, otoritas satwa liar Filipina mengatakan pada tanggal 17 April. [AFP/TMO]