Para Islamis main hakim sendiri Indonesia: sebuah ancaman terhadap aturan hukum?

Dikumpulkan oleh Khabar Southeast Asia

2013-09-04

130904_ksea_pe_fpi_extra1

Para anggota Front Pembela Islam (FPI) menghadiri reli pada tahun 2010 di depan mahkamah konstitusi Indonesia dalam perdebatan mengenai undang-undang penghujatan. FPI, sebuah kelompok garis keras yang dikenal dalam serangan main hakim sendiri terhadap para pelaku bisnis dan individu, telah dituduh merusak demokrasi dan penegakan hukum di Indonesia. [Adek Berry/AFP]

Polisi menyita puluhan senjata dari anggota FPI setelah kerusuhan di distrik Paciran, Lamongan, Jawa Timur, pada tanggal 12 Agustus 2013. Empat puluh dua anggota FPI dan enam warga setempat ditangkap menyusul huru-hara yang pecah ketika kelompok tersebut melakukan penggerebegan terhadap bisnis lokal. [H.Manshuri/Khabar]

Seorang guru sekolah dasar perempuan meninggal di Kendal, Jawa Tengah pada Juli 2013 setelah sebuah mobil (dalam foto) yang dikemudikan oleh para perusuh FPI menabrak sepeda motor yang dinaikinya. Ratusan warga Kendal menggelar aksi protes untuk meratapi kematiannya. [Ediyanto/Khabar]

Warga Kendal mengadakan protes pada tanggal 23 Juli setelah kematian Tri Munarti, wanita yang terbunuh oleh mobil yang dikendarai oleh para anggota FPI. Spanduk tersebut mencantumkan daftar empat tuntutan: membubarkan FPI, membawa pemimpin FPI di Jawa Tengah ke pengadilan, menghentikan serangan lebih lanjut oleh kelompok tersebut, dan menegakkan supremasi hukum. [Eddie/Khabar]

Ketua FPI Cabang Jakarta, Habib Salim Alatas, berbicara dalam sebuah wawancara pada bulan Mei 2012 setelah kelompok tersebut bersumpah untuk memobilisasi ribuan pendukung untuk menghentikan konser bintang pop Lady Gaga, yang mereka digambarkan sebagai "utusan iblis". Konser tersebut akhirnya dibatalkan. [Romeo Gacad/AFP]

Para anggota FPI mengangkut stok minuman beralkohol dari sebuah gudang distributor di pusat kota Jakarta pada sebuah penggerebegan dini hari pada Desember 2000. FPI terus melancarkan serangan terhadap apa yang mereka sebut "sarang dosa", menghancurkan bar, klub malam, dan pengedar alkohol. [Ian Timberlake/AFP]

Seorang pemuda pengunjuk rasa anti main hakim sendiri di Yogyakarta membawa tulisan yang menyatakan "Allahuakbar, tetapi memukul?" Demonstran dari Gerakan Warga Melawan Kekerasan berdemo pada Mei 2013 untuk mengutuk serangan yang dilakukan oleh Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) - sebuah kelompok garis keras dengan agenda yang mirip dengan FPI - terhadap toko buku lokal yang sedang mengadakan diskusi. [Suryo/Khabar]

Masyarakat di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, memprotes kedatangan seorang anggota FPI dari Jakarta pada tanggal 11 Februari 2012. Slogan pada spanduk bertuliskan "Rizieq (Ketua FPI) dan antek-antek FPI adalah perusuh yang menggunakan nama agama". [Zona / Khabar].

Sutradara film Hanung Bramantyo berbicara di depan Bundaran Hotel International Indonesia di Jakarta pada tanggal 14 Februari 2013. Dia mengutuk perilaku ekstrimis dan kelompok main hakim sendiri dan menyerukan untuk sebuah "Indonesia tanpa FPI". [Danie/Khabar]

Seorang peserta dalam protes Mei 2012 di Malioboro, Yogyakarta, yang ditujukan terhadap kelompok MMI mengenakan kaos yang bertuliskan "Islam adalah toleransi, bukan kekerasan". Para pengunjuk rasa menyatakan kebencian mereka untuk kelompok yang menyalahgunaan Islam untuk membenarkan kekerasan. [Suryo/Khabar].

Para demonstran di Malioboro, Yogyakarta, menegaskan bahwa Islam tidak mendukung kekerasan agama terhadap Muslim atau agama lain. Para demonstran membawa spanduk bertuliskan "Bangga menjadi warga toleran" dan "Yogyakarta adalah kota yang damai." [Suryo/Khabar]