Ancaman Teror Global: Asia Tenggara

Oleh Khabar Southeast Asia. Foto oleh AFP.

2014-12-09

141209_globalterror_ksea_id_jakartaritz09_pe1

Seorang wanita terkesiap di luar Hotel Ritz-Carlton Jakarta pada 17 Juli 2009, setelah ledakan bom mengguncang hotel tersebut dan JW Marriott di dekatnya. Dua tersangka pembom bunuh diri Jemaah Islamiyah menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai lebih dari 40 lainnya. [Arif Ariadi/AFP]

Jasad dan potongan-potongan tubuh korban bertumpukan di kawasan wisata Kuta, Bali bagian selatan, pada 13 Oktober 2002. Sebuah serangan bom oleh kelompok ekstrimis Jemaah Islamiyah (JI) yang terkait al-Qaeda menewaskan total 202 orang dari 21 negara . [Cyril Terrien/AFP]

Relawan Palang Merah Remaja Filipina mengadakan upacara doa dengan menyalakan lilin di kota Quezon, pinggiran kota Manila pada 25 Februari 2009. Mereka meminta pembebasan dengan segera tiga pekerja bantuan Palang Merah yang diculik pada 15 Januari dari misi kemanusiaan dan disandera oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Jolo. Baru pada bulan Juli tahun itu, Mary Jean Lacaba asal Filipina, Andreas Notter dari Swiss dan Eugenio Vagni dari Italia dilepaskan. [Romeo Gacad/AFP]

Jasad korban tergeletak di jalan setelah ledakan bom di dekat sebuah kompleks pertokoan di Penang pada 15 Januari 2006. Serangan bom pada suatu lomba menyanyi di alam terbuka di pulau  Malaysia ini menewaskan satu orang dan melukai satu orang lainnya. Paku, selongsong peluru dan potongan logam ditemukan di lokasi tersebut. [AFP]

Kapolri Dai Bachtiar memegang foto penggalan kepala dari tersangka pelaku bom bunuh diri Jemaah Islamiyah (JI) Asmar Latinsani pada 16 Oktober 2003. Kepala itu ditemukan di tempat kejadian pemboman hotel JW Marriott pada 5 Agustus di Jakarta yang menewaskan 12 orang dan melukai 150 lainnya. [Bay Ismoyo/AFP]

Seorang guru yang terluka parah mengerang kesakitan pada 3 Februari 2005, dalam perjalanan ke rumah sakit setelah disergap oleh tersangka militan yang mencederai empat orang di Provinsi Yala, Thailand. Selama lebih dari satu dekade, provinsi-provinsi Ujung Selatan yaitu Pattani, Narathiwat dan Yala telah diserang oleh bom-bom yang ditanam di pinggir jalan dan di pasar-pasar, dan dengan penyergapan yang menargetkan guru, pemilik toko, buruh, aparat keamanan dan bahkan pelajar muda. [Muhammad Sabri/AFP]

Para guru Muslim Thailand mengamati foto-foto guru setempat yang dibunuh oleh militan, yang dipajang di Provinsi Pattani pada Januari 2008. Lebih dari 6.000 orang telah tewas di Ujung Selatan sejak pemberontakan meletus pada bulan Januari 2004. [Tuwaedaniya Meringing/AFP]

Kepala polisi nasional Filipina, Direktur Jenderal Jesus Versoza, di kantor pusat di Manila pada 25 Februari 2010 membubuhkan tandai "X" pada foto Mujibar Alih Amon (tengah), anggota kelompok ekstrimis Abu Sayyaf terkait al-Qaeda yang telah ditangkap. Kelompok ini telah menyerang pasukan keamanan Filipina dan menculik wisatawan, dan melepaskan beberapa dari mereka setelah mendapatkan uang tebusan, tetapi memenggal kepala yang lainnya. [Ted Aljibe/AFP]

Seorang pria terluka tak dikenal terbaring di dalam ambulans setelah ledakan bom di Kuta, Bali pada tanggal 1 Oktober 2005. Sedikitnya 23 orang tewas dalam serangkaian ledakan terpadu ini di daerah itu. [AFP]

Seorang kerabat salah satu dari tujuh marinir Filipina yang dibunuh oleh kelompok ekstrimis Abu Sayyaf di Jolo pada 28 Juli 2011, menangis begitu jasad mereka sampai ke markas Angkatan Udara Filipina di Manila pada 30 Juli. Para ekstremis terkait Al-Qaeda ini menewaskan tujuh marinir, dua di antaranya dipenggal kepalanya dan melukai 27 lainnya. [Noel Celis/AFP]